Ikjwan Muslim.
Pada suatu malam, ketika sedang asiknya membaca (muthala'ah) kitab Mazahibul Arba'ah, Abu Panton (Alm. Tgk. H. Ibrahim Bardan) tertidur di bale beuton. Jam di dinding terus berdetak, malam kian larut, Abu tertidur begitu pulas.
Tiba-tiba, Abu terjaga dari tidurnya, dalam situasi kedua matanya yang masih enggan untuk melihat dengan jelas, sontak Abu kaget, Beliau terkejut saat menyadari sosok gurunya, Abon Abdul Aziz sedang berada di sisinya. Abu lantas bangun dan bertanya;
Sudah berapa lama Abon disini?
Abon menjawab dengan suatu isyarah yang menunjukkan kalau Beliau telah lama berada disana. Lantas Abon bertanya, kitab apa itu?
Mazahib Arba'ah, jawab Abu Panton. Disini tertulis kalau talak tiga dalam satu kali ucapan itu jatuhnya satu, bukan tiga.
Abon pun menanggapi, keliru, tulisan itu keliru. Yang benar talak tiga dalam satu ucapan itu jatuhnya tiga, sesuai dengan isi ucapan itu sendiri.
Tapi disini tertulis begini, apa alasannya salah? (tanya Abu penasaran).
Pateh lagee yang long peugah, "patuh saja seperti yang saya katakan," tegas Abon.
Dan Abon pun mengambil kitab itu dari Abu kemudian sambil mondar mandir dalam balee beuton dan mengapit-apit (komat kamit) sambil menelaah kitab yang ada di tangannya. Dengan jawaban Abon yang demikian abu merasa tidak ada yang perlu ditanyakan lagi dan meyakini saja ungkapan Abon tersebut. Tetapi yang lebih mengherankan, kata abu, adalah sambil berjalan mondar-mandir, Abon terus menerus mengucapkan kata-kata seperti orang sedang membahas isi kitab, tetapi abu sama sekali tidak mengerti maksudnya.
Kebenaran ungkapan Abon itu terbukti ketika beliau menunaikan ibadah haji ke Baitullah dan membeli satu kitab hadits yang di dalamnya termaktub semua surah (pembahasan) yang Abon jelaskan sambil mondar mandir di Balai Beton beberapa tahun silam. Pada hal kitab tersebut tidak ada dalam perpustakaan Abon. Ini berarti jangankan Beliau pernah memutala’ah kitab tersebut, mungkin melihatpun belum pernah. Menurut abu, ini adalah salah satu bukti bahwa Abon banyak mendapat ilham dari Allah SWT. Masya Allah.
Begitulah, Abu Panton sedikit bercerita pada penghujung acara Mubahatsah saat Haul Abon yang ke 23 beberapa tahun silam. Abu Panton menceritakan sedikit banyak kisahnya bersama Abon saat masih belajar di Mudi Mesra Samalanga . Seperti beberapa tahun sebelumnya, malam ini, Abu sudah tidak lagi hadir dalam Mubahatsah.
Demikianlah, sedikit coretan mengenang Allah Yarham guru kita Abu Panton.
Disisi lain, betapa mulianya seorang Abon (Tgk. H. Abdul Aziz bin Muhammad Saleh) yang keberadaannya telah mampu melahirkan ratusan Ulama di Aceh dan sebagian nusantara.
Allaahummaghfirlahumaa.. Kini kedua guru dan murid itu telah tiada. Semoga Allah menempatkan keduanya pada 'illiyyin bersama para Anbiya. Aamiin.....!!
Post a Comment